Beranda Daerah Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah NTB

Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah NTB

0
Logo BMKG. (foto istimewa)

MATARAM–Wilayah NTB berpotensi dilanda cuaca ekstrem dalam lima hari ke depan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid mengimbau masyarakat akan adanya potensi cuaca ekstrem tanggal 13 sampai 18 Februari 2023 di wilayah NTB. Kepala Stasiun Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Cucu Kusmayancu menjelaskan, BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikasi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di seluruh wilayah Indonesia. Kondisi atmosfer menunjukkan beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa waktu ke depan. Diantaranya kondisi aktifnya Madden Julian Oscilation (MJO), gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB.

Kondisi Mansoon Asia yang masih aktif serta adanya siklon tropis, pusat tekanan rendah dan sirkulasi siklonik yang membentuk daerah belokan, pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB dalam beberapa hari ke depan. “Saat ini teramati satu siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia,” jelas Cucu Kusmayancu.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang- lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 13 sampai 18 Februari 2023 di Kota Mataram, Lombok Barat dan Lombok Utara. Selanjutnya di Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima dan Dompu.

Potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB kategori tinggi gelombang 1,25 meter sampai 2,5 meter terjadi di Selat Lombok-Alas bagian utara, perairan utara Sumbawa, laut Sumbawa dan selat Sape. Kategori tinggi gelombang 2,5 meter-4,0 meter terjadi di Selat Lombok-Alas bagian selatan dan Samudera Hindia selatan NTB.

Pihak-pihak terkait diminta memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi). Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi. ”Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah NTB,” imbaunya. (AL-03)

Artikulli paraprakBanjir Terjang Sejumlah Desa di Sekotong, Satu Orang Meninggal
Artikulli tjetërUsut Tambang Pasir Besi PT AMG, Jaksa Periksa Sekda NTB, Ali BD dan Bupati Lotim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini