Oleh : Lamadi de Lamato / Warga Papua Domisili di Jakarta
Welcome to lombok, begitu sebuah spot disetiap kita turun di bandara manapun .Tak terkecuali ketika utk pertama kali saya menginjakan kaki di negeri seribu masjid – julukan utk kota Mataram..Tiba di kota ini, saya pikir akan dijemput seseorang yg spesial..Rupanya org yg saya tuju tdk terlihat batang hidungnya .
Tak ingin berpikir panjang, pandangan saya segera saja tertuju ke spot spot yg ada di bandara internasional Praya itu, dgn sedikit takjub.. melihat seseorang terkadang yg kita lihat kesan pertamanya . Kesan pertama saya ttg bandara kota Mataram sgt wah, luks dan kreen.. itulah pertama kali kesan saya bahwa Mataram -atau yg dikenal Lombok- adalah negeri tujuan para wisatawan mancanegara..
Sebelum ke Mandalika
Terbang dari jkt sampe Lombok termasuk sgt cepat .Maklum saya yg terbiasa terbang ke Papua dgn waktu 5-6 jam, serasa baru saja duduk sbg penumpang tp tiba tiba pramugari sdh mengumumkan pesawat akan segera mendarat.. Serasa baru bbrp menit memejamkan mata, pesawat yg saya tumpangi sdh “arrived”..
Dari rekomendasi teman, saya pun menginap di sebuah hotel di daerah Cakranegara..Sehari disitu kesan saya ttg kota Lombok yg wah pupus..knp kota lombok seperti ini? Tdk ada bule, kota agak kumuh dll..itulah pertanyaan saya mengkonfirmasi persepsi saya di bandara, dengan fakta kotanya yg kontras. Belakangan baru saya tahu, saya salah kostum.. Saya nginap di kota tua, yg sdh ditinggalkan org..
Dijemput Mantan ASN asal Timor Timur
Seorang teman di jkt menghubungi kenalannya di lombok utk menjemput saya. Teman di jkt ini tahu kalo saya akan ke lombok utk tujuan bisnis. Sehari di hotel seorang bapak usia 65 thn dgn tubuh yg msh bugar sdh di depan kamar hotel saya .Saya yg sdh tahu akan didatangi seseorang sdh bersiap2.
Pertemuan itu akhirnya membawa saya berkeliling kota di seputar kantornya di “kementerian basah”. Sambil mengendarai mobil ia cerita ttg bisnisnya, pengalamannya hingga ia msh aktif sbg konsultan kendati ia sdh pensiun cukup lama..Kendati baru jumpa tp tampak lgsng klop ketika ia menceritakan pengalamannya sbg mantan PNS yg pernah bertugas di Timor Timur .
Cerita pun makin mengalir deras, sembari ia mengajak saya berkeliling kota di lingkungan terbatas .Wah kotanya ternyata Kren juga ini .persepsi saya ttg Lombok pun mulai sedikit tercerahkan..
Rasa Penasaran Yang Terbayarkan
Sbg penikmat buku filsafat, rasa penasaran itu seolah sdh jadi tabiat saya..Ilmu filsafat adalah ilmu yg menuntun pembacanya dgn pertanyaan2 baru yg tdk terpuaskan . Pagi setelah olahraga datang bbrp org ke hotel tempat penginapan saya. Saya sebenarnya malas ingin bertemu siapapun hari itu .Tp karena yg datang aktifis penguasa Mataram, saya pun terpaksa menyerah..
Setelah ngopi sebentar di depan hotel, saya pun diajak naik mobil utk berkeliling..Cerita ttg dunia aktifis pun membawa saya mengingat kisah2 saya yg pernah jadi aktifis..Saya di ajak ke Kamal Pearl, toko Mutiara, lalu diajak ke pantai Senggigi..Disini saya mulai melihat banyak bule berjemur di pasir .pantainya sgt indah dan menakjubkan..
Disini saya diajak makan siang khas Lombok..Sebuah sajian ikan pedas dan sayur terong dgn sambal yg tdk terlalu pedas..Wah kuliner ini cocok dgn lidah saya..Saya pun tdk sungkan2 menambah porsi makan saya, yg ketagihan dgn sajian khas lokal yg teramat nikmat .Panorama pantai dan ornamen restoran bukan sekedar tempat nongkrong, tp sebuah keserasian dari sajian wisata yg sgt luar biasa.. Pantas pantai ini banyak berdiri cotage, hotel dan para bule yg berjemur dibawah terik matahari..
Surga di Mandalika
Setelah dari pantai Senggigi yg indah, mobilpun meluncur ke Mandalika..Di kepala saya, Mandalika adalah arena sirkuit balapan .itu tempat balapan yg bersifat insidentil..kecepatan mobil di pacu dgn speed yg maksimal, agar tiba di arena sirkuit tdk terlalu malam..
Se jam perjalanan, tibalah saya di Mandalika..Tampak sebuah patung Jokowi sdg mengendarai motor berada di depan gerbang pintu masuk .Jokowi seolah mengucapkan selamat datang di “perkampungan surga” kota Lombok kepada setiap org yg datang disitu . Tdk ingin menyia nyiakan kesempatan bisa berada di Mandalika, saya pun membeli kaos bertuliskan Mandalika utk ber foto di area itu..
Foto itu pasti akan sgt berkesan .Paling tdk kedatangan saya di Lombok yg “ditipu” berganti dgn hikmah yg indah..Memiliki teman baru, bertemu aktifis dan berkunjung lgsng di surganya para wisatawan mancanegara..Setelah ber foto saya pun diajak berkeliling dgn berjalan kaki..
Tampak restoran, hotel, pub, cotage dan panorama pantai dgn bbrp bebatuan berbentuk pulau seolah menari ditengah warna biru lautnya yg indah..Disini saya melihat bule dan warga lokal berbaur menikmati surga kecil yg jatuh di kota Lombok dgn ekspresi masing2..
Malam pun tiba dgn perpaduan lampu dan rembulan menambah keindahan Mandalika, sbg kampung global yg futuristik..Saya tdk akan bosan datang kesini, seperti para bule yg rela menempuh rute yg jauh utk datang menikmati surga yg Indah. Malam itu saya pulang ke hotel dgn perasaan bahagia dan kagum memuji keindahan Mandalika di Lombok. Dlm cerita legenda, Mandalika itu adalah seorang putri kerajaan dgn kecantikan mempesona. (AL-03)