LOMBOK TIMUR — Penggemar mobil dan motor tua, yakni Komunitas The Miloe Djadul resmi deklarasi di Cafe Cocoday Desa Pringgasela Lombok Timur.
Acara deklarasi ini langsung dilakukan oleh penjabat Camat Pringgasela Zulifli S.IP yang juga disaksikan langsung oleh para undangan lainnya bai dari unsur Muspiaka dan para penggemar mobil dan motor tua.
Dalam sambutannya Penjabat Camat Pringgasela mengatakan, dengan adanya komonitas The Miloe Djadul Club Lombo ini menjadi salah satu sarana positif bagi masyarakat dalam menyalurkan kegemarannya terhadap hal-hal yang bersifat Djadul atau tua.
Dengan adanya komunitas ini segala perbedaan yang ada menjadi sebuah kekuatan baik untuk menyatukan hobby itu sendiri maupun untu merekatkan ikatan silaturrahmi sesama anggota.
“Saya mengucapkan selamat dan sukses atas terbentunya komunitas the miloe Djadul Club Lombok ini semoga bermanfaat bagi anggotanya dan sekaligus dapat berkolaborasi dengan semua unsur serupa yang ada di masyaraat,” kata Zulifli.
Ketua komunitas The Miloe Djadul Suryawan Arie Saputra mengatakan, terbentuknya komunitas The Milu Djadul didasari oleh berkumpulnya beberapa orang yang punya satu hoby dan sama-sama punya motor atau mobil Djadul.
“Ternyata respon masyarakat melihat keberadaan komunitas kita ini cukup baik,hal ini didasari dengan melihat berbagai jenis mobil dan motor djadul yang cukup antik sehingga menjadi daya tarik tersendiri,” kata Arie.
Lebih jauh dikatakan Arie, sampai acara deklarasi ini jumlah anggota The Milue Djadul Club lombo berjumlah 12 orang, sesungguhnya banyak yang akan bergabung sejak didirikan pada tanggal 25 Nopember 2024 yang lalu, namun pihaknya sampaikan kepada masyarakat terutama yang punya mobil dan motor djadul dapat bergabung setelah di deklarasikan secara resmi. Untuk jenis mobil dan motor Djadul yang boleh bergabung adalah merupakan produk delapan puluhan kebawah.
Arie juga mengungkapkan dengan berkumpulnya para suhu-suhu penggemar mobil dan motor tua ini menjadi sebuah harapan, kedepannya para penghobi ini dapat menyalurkan hobinya sebagai bagian dari kegemaran terhadap seni yang bernuansa antik.
“Saatnya nanti akan banyak program yang dilakuan oleh The Miloe Djadul antara lain memberikan santunan untuk anak yatim dan hal-hal lain yang bersifat sosial keagamaan,” ujarnya.
Sementara itu salah seorang anggota the Miloe Djadul Club Lombok dari Rempung Imam Safii mengatakan, adanya komunitas ini memberikan dampak positif bagi anggotanya yang salah satunya dapat memberikan ruang untuk berkreasi seni di bidang otomotif dengan memodifikasi mobil dan motor djadul yang ada di masyarakat.
“Di bengkel tempat saya kerja banyak penggemar motor yang membawa motor tuanya untu di desain lebih menarik, dengan harapan kesukaannya terhadap hal yang berbau antik dan bernilai seni dapat disalurkan,” katanya.
Safii juga menceritakan bahwa selama ini sudah memodifikasi berbagai motor produk tahun delapan puluhan kebawah, tantangan yang berat yang sering dihadapi adalah langkanya spare part asli dari motor djadul tersebut, sehingga untuk mensiasatinya memakai spare part produk yang banyak dipasaran yang mirip dengan spare part aslinya. Sehingga dengan demikian keaslian dari motor Djadul tersebut tetap di tampilkan.
Acara deklarasi The Miloe Djadul Club Lombok berlangsung cukup meriah, berbagai jenis mobil dan motor tua dari berbagai merk di pamerkan. Hal ini menjadi kesempatan emas bagi para penggemar produk Djadul untuk berphoto ria.
Adanya hiburan dengan penampilan group band djadul shark Comunity semakin membuat acara deklarasi kian meriah dengan lagu-lagu djadul bernuansa regge.
Hadir juga dalam acara deklarasi ini kepala Desa Pringgasela dan Pringgasela Selatan, perwakilan Polsek, dan para penggemar mobil dan motor tua yang ada di Lombok Timur. (AL-03)
