Beranda Ekonomi Nilai Kepemilikan Satoshi Menyusut $20 Miliar Setelah Bitcoin Jatuh dari Level Tertinggi...

Nilai Kepemilikan Satoshi Menyusut $20 Miliar Setelah Bitcoin Jatuh dari Level Tertinggi Sepanjang Masa

0

Pasar kripto kembali menunjukkan volatilitas ekstremnya. Setelah sempat menembus rekor tertinggi baru (All-Time High) di atas US$126.000 pada awal Oktober, harga Bitcoin (BTC) kini terkoreksi tajam. Dampaknya, kekayaan Satoshi Nakamoto — sang pencipta misterius Bitcoin — ikut tergerus.

Berdasarkan data on-chain, alamat wallet yang dikaitkan dengan Satoshi diperkirakan memiliki lebih dari 1 juta BTC, yang kini bernilai sekitar US$117,5 miliar. Angka tersebut turun lebih dari US$20 miliar dari puncaknya beberapa minggu lalu, ketika nilai portofolionya sempat menembus US$136 miliar.

Namun, meskipun koreksi ini cukup signifikan, banyak analis menilai bahwa penurunan harga Bitcoin ini hanyalah koreksi jangka pendek, bukan tanda-tanda akhir dari siklus bullish yang lebih besar.

Investasi Kripto Makin Diminati: Nanovest Hadir Jadi Solusi Aman untuk Investor Indonesia

Pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lain seperti Ethereum, Solana, hingga XRP memang sulit diprediksi. Tapi di balik fluktuasi tersebut, peluang investasi digital semakin terbuka lebar. Kini, investor di Indonesia tak perlu bingung mencari cara aman untuk ikut terlibat dalam pasar kripto global.

Lewat Nanovest, kamu bisa berinvestasi di Saham Amerika Serikat, Aset Kripto, dan Emas Digital hanya dalam satu aplikasi.
Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di aset kripto, Nanovest dapat menjadi pilihan terbaik untuk memulai dan mengeksplor berbagai koin kripto potensial seperti Bitcoin, Ethereum, hingga proyek Web3 terbaru.

Sebagai aplikasi investasi saham & kripto yang terpercaya dan aman, Nanovest sudah terdaftar dan berlisensi resmi sebagai Pedagang Aset Keuangan Digital dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, semua aset kamu terproteksi dari risiko cybercrime oleh Asuransi Sinarmas, memberikan rasa aman tambahan bagi para investor pemula.

Bagi kamu yang ingin mencoba, aplikasi Nanovest sudah tersedia di Play Store dan App Store, siap digunakan untuk mengelola portofolio digital kamu secara mudah, cepat, dan transparan.

Koreksi Tajam Setelah Bitcoin Sentuh Rekor Baru

Kenaikan Bitcoin ke level US$126.000 pada minggu pertama Oktober sempat membuat pasar kripto euforia. Namun, hanya berselang beberapa hari, harga BTC terkoreksi tajam setelah terjadi likuidasi besar-besaran di pasar futures.
Menurut laporan Cointelegraph, total nilai posisi yang dilikuidasi mencapai US$20 miliar hanya dalam satu hari — menjadi salah satu likuidasi terbesar dalam sejarah pasar kripto.

Kejadian ini memicu efek domino di seluruh pasar, menekan harga altcoin utama seperti Ethereum (ETH), Binance Coin (BNB), dan Solana (SOL). Namun, di tengah gejolak ini, satu hal menarik tetap menonjol: Satoshi Nakamoto tetap diam.

Hingga saat ini, tidak ada satu pun Bitcoin dari alamat wallet milik Satoshi yang pernah dipindahkan atau dijual sejak Bitcoin diciptakan pada 2009. Banyak yang menilai hal ini sebagai bentuk kepercayaan sang pencipta terhadap nilai jangka panjang Bitcoin — bahkan ketika harga sedang jatuh.

Satoshi: Investor Paling “Diamond Hands” di Dunia

Dalam dunia kripto, istilah diamond hands merujuk pada investor yang tidak panik menjual asetnya meskipun harga sedang anjlok. Jika ada sosok yang paling pantas menyandang gelar ini, mungkin jawabannya adalah Satoshi Nakamoto.

Kepemilikan satu juta BTC membuat Satoshi sejatinya menjadi salah satu individu terkaya di dunia saat harga Bitcoin mencapai puncaknya. Namun, seluruh aset itu masih tetap diam di blockchain, seolah menjadi simbol keteguhan dan keyakinan pada visi jangka panjang Bitcoin sebagai mata uang terdesentralisasi yang tahan sensor.

Beberapa analis berpendapat bahwa jika Satoshi memutuskan untuk menjual sebagian kecil saja dari kepemilikannya, pasar bisa terguncang. Tapi hingga hari ini, wallet-wallet itu tetap tidak tersentuh, seakan menegaskan prinsip dasar dari Bitcoin: kepercayaan pada sistem, bukan pada individu.

Volatilitas Kripto: Risiko atau Peluang?

Fluktuasi besar seperti ini sering kali membuat investor baru ragu untuk terjun ke dunia kripto. Namun bagi sebagian lainnya, justru di sinilah peluang besar tercipta.
Setiap kali terjadi koreksi tajam, investor jangka panjang melihatnya sebagai kesempatan untuk “buy the dip” — membeli aset ketika harganya turun untuk mendapatkan potensi keuntungan lebih besar saat harga pulih.

Dengan platform seperti Nanovest, investor di Indonesia kini bisa melakukannya secara lebih mudah dan aman. Kamu bisa memantau harga Bitcoin dan aset kripto lainnya secara real-time, melakukan pembelian mulai dari nominal kecil, dan tetap merasa tenang karena semua aset kamu terlindungi oleh asuransi.

Nanovest juga menghadirkan fitur investasi saham Amerika Serikat dan emas digital, membuatnya menjadi pilihan ideal untuk membangun portofolio yang seimbang antara aset berisiko tinggi (seperti kripto) dan aset aman (seperti emas).

Fundamental Bitcoin Tetap Kuat

Meskipun harga Bitcoin turun lebih dari 15% dari puncaknya, sebagian besar analis tetap optimis terhadap prospeknya. Mereka berpendapat bahwa koreksi ini bersifat sehat dan menjadi bagian dari siklus alami pasar.
Beberapa indikator on-chain juga menunjukkan bahwa aktivitas jaringan Bitcoin tetap kuat — dengan jumlah wallet aktif harian meningkat dan transaksi institusional terus bertambah.

“Fundamental Bitcoin tidak berubah,” ujar analis pasar kripto di Cointelegraph. “Yang berubah hanyalah persepsi jangka pendek akibat tekanan pasar derivatif dan likuidasi.”

Selain itu, tren institusional adoption masih terus berlanjut. Beberapa perusahaan besar dilaporkan memperluas eksposur mereka terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan mata uang fiat.

Kondisi pasar saat ini mengingatkan banyak investor pada pola siklus kripto sebelumnya — di mana setiap kenaikan besar biasanya diikuti koreksi tajam, sebelum akhirnya berlanjut ke fase konsolidasi dan kenaikan berikutnya.
Bagi mereka yang sabar, volatilitas hanyalah bagian dari perjalanan menuju potensi keuntungan yang lebih besar.

Namun, kuncinya tetap sama: berinvestasilah dengan bijak, gunakan platform yang aman, dan lindungi aset kamu dari risiko digital.

Kesimpulan: Legenda yang Tak Tergoyahkan

Kisah Satoshi Nakamoto tetap menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah finansial modern. Dengan kekayaan senilai puluhan miliar dolar yang tidak pernah disentuh, Satoshi menjadi simbol dari filosofi asli Bitcoin — kepercayaan terhadap teknologi, bukan pada figur.

Penurunan harga Bitcoin mungkin memangkas kekayaannya di atas kertas hingga US$20 miliar, tapi ketenangannya menjadi pelajaran berharga bagi para investor: kepercayaan jangka panjang lebih penting dari fluktuasi jangka pendek.

Dan bagi kamu yang ingin ikut menapaki jejak dunia keuangan digital, mulailah dengan cara yang aman dan transparan bersama Nanovest — aplikasi investasi saham, emas, dan aset kripto terpercaya di Indonesia, tempat kamu bisa membangun masa depan finansial tanpa batas.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Artikulli paraprakJasa Marga Hadirkan Infrastruktur Jalan Tol di Indonesia, Dorong Efisiensi Distribusi Logistik untuk Wujudkan Program Asta Cita Prabowo-Gibran Dalam Ketahanan Pangan Nasional
Artikulli tjetërBerantas Halinar, Petugas Lapas Lombok Barat Mantapkan Komitmen Bersama