LOMBOK BARAT — Menjelang pemilihan kepala daerah pada tanggal 27 November 2024 mendatang, elektabilitas pasangan calon Bupati Lombok Barat Hj. Nurhidayah-Imam Kafali unggul dibandingkan para kandidat calon lainnya.
Direktur Sinergi Riset Nusantara (SRN) menjelaskan tingkat elektabilitas para calon kepala daerah ini berdasarkan hasil survei pada tanggal 19-22 November 2024 terhadap 400 responden di seluruh kecamatan wilayah kabupaten Lombok Barat.
“Ini merupakan survei terakhir jelang minggu tenang, dan dinamika pilkada di Kabupaten Lombok Barat termasuk yang paling ketat kompetisinya”, jelas Ibnu
Ibnu menggarisbawahi, bahwa masih terdapat 36 persen pemilih yang bisa saja mengubah pilihannya di masa tenang sampai hari H. Agar bisa mempengaruhi mereka yang masih bisa mengubah pilihannya yang berjumlah lebih dari 1/3 pemilih itu! masing-masing pasangan calon harus merapatkan barisan pasukan dan relawannya.
Selain itu, salah satu temuan menarik dari survei SRN adalah 97 persen masyarakat Lombok Barat menginginkan calon Bupati dan Wakil Bupati yang lahir dan besar di Lombok Barat.
Ibnu menambahkan bahwa dari data ini sentimen kedaerahan pemilih di Lombok Barat sangat kuat dan bisa menjadi faktor penentu dalam pilkada di Lombok Barat.
Pemilih di Kabupaten Lombok Barat menganggap bahwa masalah kemiskinan dan taraf ekonomi masyarakat masih menjadi masalah utama.
Terdapat 22,5 persen pemilih yang mengatakan kemiskinan dan isu ekonomi adalah isu utama, disusul 19,7 persen pemilih yang merasakan kurangnya lapangan pekerjaan, 15,7 persen harga sembako yang mahal, dan 15,4 persen yang mempermasalahkan pembangunan infrastruktur yang perlu ditingkatkan, kata Ibnu
“Pasangan calon yang bisa meng-address permasalahan-permasalahan yang disebutkan oleh pemilih di Lombok Barat dalam program mereka tentu akan berpeluang dipilih oleh lebih banyak pemilih”, ujar Ibnu membeberkan analisisnya.
Menurut hasil survei SRN, Hj. Sumiatun merupakan calon yang paling dikenali oleh pemilih di Lombok Barat dengan 47 persen tingkat popularitas. Hj Nurhidayah dikenali oleh 46,5 persen, Lalu Ahmad Zaini 35,9 persen, dan Nauvar Furqony Farinduan dikenali oleh 35,1 persen.
Survei ini dilaksanakan dengan mewawancarai secara tatap muka terhadap 400 responden berusia 17-65 tahun yang dicuplik dengan metode pencuplikan acak bertingkat dan berstratifikasi (multistage and stratified random sampling) dengan memperhatikan daerah perkotaan-pedesaan dan besaran DPT di masing-masing kecamatan di Kabupaten Lombok Barat. Dengan asumsi rentang kepercayaan 95 persen, kesalahan pencuplikan survei ini ada pada ± 4.9 persen.
Ibnu mengomentari, Efek pilkada serentak membuat pemilih tidak terlalu memperhatikan kontestasi pilkada di kabupaten tempat dia tinggal karena ada isu provinsi dan bahkan nasional seperti Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yang menjadi pusat perhatian media nasional, terangnya. (AL-03)
