Mataram NTB – Menyikapi banyak nya kejadian pelecehan seksual yang terjadi di kalangan mahasiswi membuat prihatin kalangan akademisi.
Tidak main main tindakan tegas akan dilakukan oleh lembaga di kampus untuk pelaku tindakkan terhadap oknum Dosen dan Mahasiswa yang melakukan penyimpangan kekerasan seksual. Sangsi untuk pelaku jika itu dosen tindakan tegasnya adalah sampai pencopotan jabatan dan sampai pemecatan PNS nya. Jika mahasiswa yang sudah melewati batas akan di keluarkan dari kampusnya.
Jika ada mahasiswi yang mendapat perlakuan tidak senonoh atau pelecehan seksual di kampus atau di luar kampus oleh dosennya saat bimbingan skripsi ataupun pada kesempatan kegiatan kampus silahkan datang dan melaporkan di UIN Care. Apabila diketahui adanya oknum Dosen Cabul laporkan Jangan ragu-ragu dan jangan takut untuk melapor karena di Kampus Universitas Islam Negeri Mataram ( UIN ) lewat lembaga UIN Care akan membantu dan memberikan solusi atas permasalahan mereka. Bukan hanya itu UIN Care juga mendampingi sampai permasalahan selesai bahkan sampai ke ranah hukum, serta merahasiakan identitas pelapor.
Jadi jangan ragu-ragu untuk melapor jika anda menjadi korban.
Menurut Ketua UIN Care Mataram Dr. Nikmatullah, MA. sekaligus sebagai Dosen Hadis dan Matakuliah Islam dan Gender saat di temui wartawan di kantornya, Selasa ( 20/06) mengatakan,
” Kami selalu berupaya melakukan Pencegahan Kekerasan Seksual di Kalangan Akademisi, terutama pada mahasiswi-mahasiswi kami.
Kekerasan seksual pada perempuan di kampus menjadi perhatian kami, dan kami menghimbau kepada anak-anak mahasiswa yang menjadi korban pelecehan seksual atau kekerasan seksual silahkan lapor ke kami. Kami akan melindungi dan merahasiakan identitas nya. Tidak usah takut dan khawatir,” terang Nikmatullah.
Menyikapi tentang adanya Oknum Dosen cabul yang disinyalir sering terjadi pada saat bimbingan skripsi oleh mahasiswi, Nikmatullah menegaskan,
” Jika di temukan adanya oknum Dosen cabul jangan takut, Mahasiswa UIN Mataram harus berani mengungkap dan melaporkan ke UIN Care agak segera di tindak lanjuti, supaya kasusnya tidak membias kemana-mana yang akan merusak nama baik kampus kami. Kita menjadikan UIN Mataram ini menjadi Universitas yang responsif Gender.
Ingat, “Jangan menjadi Korban dan Haram menjadi pelaku ” kalimat ini menjadi moto kami untuk melakukan langkah mempersempit gerak pelaku kekerasan seksual di lingkungan kampus ataupun di luar kampus. Dari sinilah kami mengimplementasikan ke penerapan langkah pencegahan. Seperti saat Bimbingan Skripsi mahasiswi tidak boleh sendirian bertemu dosen laki-laki pembimbingnya. Harus ada temannya dua atau tiga orang. Bimbingan skripsi disarankan untuk di kampus saja. Ini langkah kita untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan.
Sosialisasi penanggulangan dan pencegahan kekerasan seksual di internal kampus selalu kami lakukan, namun munculnya kasus kekerasan dan pelecehan seksual itu terjadi tidak bisa kita prediksi. Setiap saat akan ada saja kasus yang muncul. Oleh karena itu kami selalu aktif melakukan langkah pencegahan setiap saat. Ada kesulitan yang kami hadapi terkait dengan kasus pelecehan dan kekerasan seksual apabila korban nya tidak mau terbuka dan tidak mau melaporkan, maka kasusnya tidak akan terungkap. Akibat tidak berani atau tidak mau melapor dampak besar yang di timbulkan dari kejadian Ini maka korban akan menjadi trauma dan terganggu psikisnya, dampaknya lagi pada si korban menjadi fatal, bisa putus kuliah ( Drop Aout ) bisa sampai melakukan bunuh diri karena merasa putus asa. Bagaimana dengan pelaku, apabila perbuatan melanggar hukum nya tidak terungkap maka pelaku pencabulan atau kekerasan seksual akan mengulanginya kembali dan kembali. Maka dari itu untuk para mahasiswi jaga diri kalian jangan pernah sendirian ketika bertemu dengan pria, tutup Nikmatullah. (AL-04)