MATARAM–Persaiangan memperebutkan kursi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan (dapil) NTB diprediksi ketat. Banyaknya pemilih pemula juga dinilai berperan penting dalam menentukan figur yang kelak menjadi senator.
Bahkan Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 memprediksi setengah atau 50 persen petahana Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Periode 2019 – 2024 tidak terpilih kembali pada Pemilu 2024 mendatang. Hal ini karena ada fenomena Revolusi Februari Spring yang ditandai arus besar migrasi elektoral, khususnya dari kalangan pemilih pemula yang condong mengalihkan dukungan kepada figur-figur baru yang dipandang lebih memiliki effort kuat bagi kaum milenial.
Lalu, arus balik dukungan bisa jadi dipengaruhi munculnya tunas-tunas muda pemilih pemula yang sulit diyakinkan persepsinya oleh kinerja petahana DPD RI yang ‘dianggap’ tidak selaras dengan kepentingan gaul pemilih 4.0.
“Munculnya Pemilih Pemula 4.0 yang menginginkan perubahan turut berkontribusi terhadap tumbangnya petahana DPD RI periode 2019 – 2024,” kata Direktur Mi6 , Bambang Mei Finarwanto, SH melalui siaran pers kepada media, Senin (2/1/ 2023).
Untuk diketahui pemilih muda diproyeksi masih menjadi kunci untuk pemenangan Pemilu 2024. Pasalnya, kalangan usia tersebut masih akan mendominasi jumlah pemilih dalam kontestasi politik dua tahun mendatang. Hal itu tergambar dari data proyeksi penduduk Indonesia 2015-2045.
Berdasarkan data yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tersebut, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 318,9 juta jiwa pada 2024. Dari jumlah itu, sebanyak 21,73 juta penduduk berusia 15-19 tahun. Sebanyak 21,94 juta penduduk berada di rentang usia 20-24 tahun. Kemudian, penduduk berusia 25-29 tahun dan 30-34 tahun masing-masing sebanyak 21,73 juta orang dan 21,46 juta orang. Sebanyak 21,04 juta orang berada di rentang umur 35-39 tahun. “Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pun memperkirakan bahwa Pemilu 2024 akan didominasi oleh generasi Z dan milenial yang berada di rentang usia 17-39 tahun. Berdasarkan hasil survei CSIS, jumlah kedua generasi tersebut mendekati 60% dari total pemilih,” ujar Didu mengutip artikel Shilvina Widi yang dimuat Data Indonesia, 28 Oktober 2022 .
Dukungan Elektoral dari Parpol
Selain munculnya Generasi Votter’s 4.0, tumbangnya Petahana DPD RI juga dipengaruhi oleh masuknya calon anggota DPD RI yang dindikasikan berasal dari partisan. “Mi6 melihat masuknya sejumlah calon senator yang memiliki latar belakang partisan mendaftar sebagai DPD RI dapil NTB turut berkontribusi memperlemah dan menggerus dukungan suara petahana,” kata Didu.
Didu memprediksi melemahnya dukungan petahana DPD RI juga dipengaruhi sikap parpol yang dulu memberikan dukungan, kuat dugaan akan mengalihkan dukungannya kepada Calon DPD RI yang berlatar belakang kadernya. Didu menggarisbawahi kekuatan jaringan dan struktur parpol memberikan keringanan dan memudahkan bagi calon pendatang baru senator dalam mengagregasi dukungan suara pada tingkat basis. “Parpol yang memiliki struktur lengkap di tingkat akar rumput akan memberikan keuntungan elektoral dengan kepastian raihan suara yang jelas untuk calon yang didukung,” lanjut Didu.
Didu menegaskan dengan luasnya wilayah geografi dapil NTB yang harus dijelajah dan dipenetrasi oleh pendatang baru , maka diperlukan kerja sama politik dan elektoral dengan pemilik suara baik itu dari kelompok partisan maupun ormas agar memiliki kepastian dukungan. Calon DPD RI yang tidak memiliki investasi sosial yang cukup maupun net working yang kuat diprediksi akan mengalami kesulitan dalam memenangi tiket elektoral.
“Tapi sebagai ajang test the water untuk mengukur popularitas dan elektabilitas, tidak soal juga ikut meramaikan konstestasi sebagai calon DPD RI merasakan aroma pertarungan politik yang sesungguhnya,” ujar pria mantan Direktur Walhi NTB dua periode ini.
Selain itu Direktur Mi6 juga mengapresiasi munculnya pendatang baru dari kalangan anak muda ikut pemilihan kontestasi perebutan DPD RI dapil NTB.
“Terlepas kalah atau menang, terlibatnya pendatang baru calon senator menandakan munculnya kesadaran politik baru dari kalangan anak muda kreatif yang menyadari kelebihan kapasitasnya dan kekuatan elektoral yang dimiliki,” tukasnya.(AL-05)